Monday 12 September 2016

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Okay, so today is lebaran mbe, dan banyak daging dimana-mana. Entah kenapa pemandangan para jagal beraksi untuk "nyiangin" daging itu bikin gw teringat tentang masa-masa manusia nomaden yang berburu kesana kemari. Kebanyakan nonton film The Crood kayaknya... But you know what, kabar baiknya adalah.... BANYAK TULANG RUSUK! Literally, tulang rusuk untuk dibakar menjadi iga bakar madu. Kalo tulang rusuk yang laen mah....... *meringkuk*
Ketika orang sharing tentang keberhasilan, gw pengen nyoba sharing tentang kegagalan. Kegagalan pertama tahapan wawancara Beasiswa LPDP, dan kegagalan keempat seleksi Beasiswa untuk kuliah Master di luar negeri. Hahaha. Pertama itu Turkiye Burslari (Turkey), Australian Award Scholarship, New Zealand Government, terakhir LPDP. Tenang, baru empat ko. Target saya sekitar 10 beasiswa yang mungkin gagal sebelum lolos salah satunya. No matter what might come, I will survive! Karena apa? Karena saya percaya, di akhir perjalanan ini, ada hikmah indah yang menunggu untuk dimaknai.

But frankly, I don't feel that depressed. I mean, it is something like "It is a failure, and I need to fix it ASAP." Just like that, ngga ada drama showeran di kamar mandi atau nge-drunk kayak di tipi-tipi. Atau mungkin belum ya. Hahaha. Anyway, gw selalu terkesima dengan Hadits yang kurang lebih bunyinya gini:

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Ya oke mungkin gw belom sampe tahap tertimpa kesusahan, tapi gw selalu mikir bahwa kegagalan adalah alasan untuk terus berusaha. Coba deh bayangin, ibaratnya seperti sebuah flowchart, seorang mukmin itu ga mungkin ga baik. Hidupnya pun pasti tenang, toh semua urusan baik baginya.


The only thing that makes me sad is when my father asked me how the result was.

Aseli ini bukan drama. Cuma hal ini yang bikin gw sedih, walaupun hanya sesaat sih. Hehe. Beliau nanya gimana hasilnya, dan gw bilang belom beruntung. Eh beliau ngirim kalimat ini:

"Fa iza azamta fa tawakkal alalloh. Itu yg terbaik pilihan Alloh. Masih ada dan banyak peluang yang lain."

Gw terhenyak. Bengong gitu dikit. But, damn, I was so sad that I can't fulfill his dream yet. Mimpi sederhana yang pernah diungkapkan beliau, "Kamu bisa kuliah di luar negeri pake beasiswa juga Abi udah seneng banget." Seems so simple, yet it is one of the biggest reason why I stand still. Buat apa hidup kalo bukan buat ibadah, dan nyenengin orang tua itu udah dapet banget ridho Allah.

Hari Jum'at besok, tanggal 16 September 2016, gw bakal melakukan validasi data dan interview untuk beasiswa unggulan Kemendikbud. Semoga ini menjadi pintu untuk mewujudkan semua cita dan asa yang siap untuk membumbung tinggi.

"Dan ketika jiwa dan raga sudah berjuang pada batas maksimal, bersujudlah kepada Allah SWT, agar mimpi dan angan yang engkau cita-citakan mampu mengetuk pintu langit. Terbanglah tinggi melangit, berjalanlah rendah membumi. Jadilah insan pembelajar." Tangerang, 12 September 2016

3 comments:

Thanks for the comment ^^