Tuesday 12 April 2016

IELTS Camp TEST English School, Kampung Inggris, Pare, Kediri

It has been 3 days since my arrival here. Banyak hal yang sebenarnya cukup mengagetkan.

Pertama, banyak teman yang mengkonfirmasi tentang kehororan dan keketatan(?) kampung inggris. "Disana katanya harus bener-bener pake bahasa inggris semua ya tur?" Gw bilang aja kaga, karena emang terakhir kesini di tahun 2012 gw ngambil paket di Bimbel Kresna, aturan tentang English Area ga begitu strict.
Bahkan ketika gw memutuskan tinggal di sebuah Camp, peraturan disana ga begitu ketat ko. Jadi jawaban gw itu berdasarkan pengalaman mungil gw di sebuah area kecil di kampung inggris. And guess what! Semua pandangan polos itu ilang seketika sesaat gw memasuki kelas IELTS di TEST English School. Kalo ampe kedapetan ngomong Bahasa Indonesia, akan terjadi hal yang mengerikan deh. Di Test English School, we call the tutor as Mizu (Monsiour) and Mozelle (Madammoiselle), dan mereka semua amat-sangat ketat dengan peraturan yang ada! But actually it is what we seek, is not it? I mean, buat apa kita jauh-jauh kemari kalo ujung-ujungnya ngomong Jawa, Makassar, dan Bahasa Indonesia -_- So, every time we want to communicate, we should use English. The point is, here, we are not asking you a perfect speaking skill. We ask you to try your best in speaking english! Hohoho.

Second, mungkin butuh waktu satu hari penuh untuk gw menyadari bahwa gw telah memasuki ZONA PERANG! Malam pertama periode camp, Mizu Dhayat, Deputy of Test English School masuk ke kelas dan menjelaskan beberapa poin penting yang cukup melekat di hati(?):

1. Jika kalian berniat ke Kampung Inggris untuk liburan dan sekedar mengisi waktu kosong, ANDA DATANG DI TEMPAT YANG SANGAT SALAH. Schedule here, it is tighter than Deadpool's suit. Bayangin kalian akan wajib militer sebulan deh, kurang lebih mirip. Haha.

2. Kampung Inggris adalah tempat pelarian terhormat untuk para pengangguran, yang belum mau bekerja, atau belum siap melamar pasangannya, padahal doi sudah ngebet pengen dilamar! Yang begini ini, kata Mizu Dhayat, yang susah buat diarahin. Otaknya kosong, ga punya target apa-apa. Hahaha.

3. Ga ada usaha, ga ada hasil. Kalian mau dapet nilai speaking tinggi tapi ga mau latihan tiap hari speaking inggris, jangan harap akan dapat hasil yang bagus! Sebulan ini, makanan kalian itu soal-soal scoring yang ga akan pernah padam(?)!


Ketiga, ketika lu dateng ke sini, lu bakal sadar bahwa elu itu ngga lebih dari butiran marimas rasa mangga bangkok yang dateng ke tempat produksi Chatime. Serius, itu yang gw rasain. Disini banyak calon-calon Univ. MIT, Manchester, UCL, ANU, British Columbia, and many more. *makan ayam penyet* Actually, it's pretty tough first, berada di lingkungan dimana manusia-manusia super yang sangat berdedikasi buat mencapai impiannya sedang dalam keadaan on fire. Lah gw, udah ngimpi bisa jalan-jalan ke Malang dan Lumajang, yang ternyata memang cuma mimpi! Frankly speaking, dulu itu memang gw ngambil kelas basic-intermediate di Kresna, so it is kinda easier. Tapi ketika gw masuk ke lingkungan Advanced English (re:TOEFL dan IELTS), gw sadar bahwa gw masih harus terus banyak belajar. People here are amazing, they got so many dreams for Indonesia! and you know what, COUNT ME IN!!! GYAHAHAHAHA *nyemilin oxford*


Banyak hal sebenarnya yang membuat TEST English School menjadi sehebat ini, dari Master Mindnya Lord Coudys, The Mizus and Mozelles, The Alumni, and of course, the students itself. Do not ever falter to reach our dreams. It might be hard, but it is not impossible!

#WeSpeakScholarship
#CitizenOfWorld
#IELTSCampBatch10

19 comments:

  1. Hahaha, seru kak bacanya, ada lucu dan horrornya. x'D
    Jadi makin merinding ah. Gimana lanjutan ceritanya kak?
    Ohiya kak, rencananya aku mau ambil program IELTS di TEST English School tapi jadi bimbang nih :")
    Soalnya aku ini pemalu dan punya kendala di speaking (karena sejak kecil aku tinggal di lingkungan dimana speaking english in public is considered as showing off), karakterku terbentuk jadi penakut kalau disuruh public speaking.
    Aku udah berapa kali ikut kursus inggris level basic-intermediate dan bosan lalu keluar karena udah paham materinya. Skrg aku mau coba level yg lebih tinggi, tapi jadi takut pas baca pengalaman kakak. Hahaha. Gimana dong? Ciut hati ini kak, soalnya aku mungkin punya bakat dan minat di bahasa, tapi aku dengan sifatku yang introvert ini gampang down kalau berada di lingkungan seperti itu. Gimana ngerubahnya kak? Aku mau diriku berkembang dan berubah.(maaf jadi curcol kak wkwk)
    Kakak punya tips dan saran buatku sebelum ambil program itu? Aku ngerasa aku bakal jadi yg paling bodoh deh di sana :" Aku kadang iri melihat orang yang punya rasa optimis tinggi dan selalu merasa tertantang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Rachel, mohon maaf saya baru sempat membalas komentarnya XD

      Kelanjutan ceritanya adalah, bahasa inggris hanya satu dari banyak milestone yang perlu kita lalui sebagai "Pemburu Beasiswa". Alhamdulillah saya berhasil menaklukkan IELTS dan sampai saat ini masih berjuang untuk mendapatkan beasiswa

      Terkait keberanian dalam berbicara, ini adalah suatu fenomena yang tidak boleh dihadapi dengan lemah lembut. 3 dari 4 orang memiliki ketakutan dalam berbicara di depan publik, dan memang cara paling efektif adalah memaksa diri kita untuk bisa dan mau berbicara. Speaking level 1 itu bukanlah grammar, tapi confidence. Tenang aja, di sana nanti ga akan ada judgement seperti yang kamu khawatirkan. Bahkan kami dengan santainya berdiskusi terkait topik-topik nasional dalam bahasa inggris sambil menikmati sarapan di warung soto. XD

      Terkait level program, ada baiknya kamu pelajari dengan seksama berbagai tawaran program yang ada, supaya ngga salah masuk. Penting juga untuk menilai kemampuan diri sendiri, bisa dengan simulasi EPT (English Proficiency Test) atau cara lainnya. Yang perlu diingat, disana bukan lah negeri ajaib. Perlu waktu, usaha, ketekunan, komitmen yang kuat untuk bisa berhasil. Saya pernah kenal dengan orang yang sudah 7 bulan disana, dan di bulan kedelapan ia baru bisa masuk ke level IELTS. No pain no gain!

      Terkait tipe kepribadian, kebetulan saya sedikit banyak memahami MBTI. Kesimpulan yang saya dapat adalah, fungsi tipe kepribadian itu adalah untuk seseorang dapat mengenal kita lebih baik, bukan mnejadi pembenaran atas hambatan dan kesulitan yang kita hadapi. Saya seorang introvert, dan itu tidak menghalangi saya dalam berorganisasi dan memimpin sebuah acara. Jangan batasi diri kamu dalam frekuensi kepribadian, karena manusia terlalu unik dan penuh potensi untuk dikotak-kotakan dalam deskripsi.

      Semoga membantu ya!

      Delete
    2. Makasih banyak ya sarannya, Kak. Fyi, saya baru lulus SMA. Dan sekarang saya sudah di Pare selama hampir 2 bulan. Di bulan pertama saya ambil Prep Toefl di Elfast dan scoring TOEFL pertama saya lgsg memperoleh skor 553 dan terus stabil di sekitaran 540-580. Di bulan kedua ini, saya juga pernah sekali nembus 627. Saya jg ambil kelas Writing dan merasa kurang berkembang di sini. Saya punya waktu 1 bulan lagi di Pare dan saya ingin menyiasatinya dengan kelas yang lebih tinggi, tapi saya belum berani mencoba kelas IELTS TEST ES karena writing dan speaking saya yang belum memadai, Kak. Mungkin TOEFL saya tinggi karena saya hanya disuruh mencari kesalahan grammar dan saya pandai di hal itu, tapi kalau disuruh menulis dan berbicara saya masih kewalahan. Saya tertarik ingin mencoba kelas Integratednya TEST (atau pre-IELTS nya di kelas Elaboration), tapi itu harus paketan dengan kelas IELTS nya di bulan selannjutnya kan, Kak? Saya akan ikut ujian SNMPTN lagi tahun depan dan saya takut materi ga akan terkejar kalau saya nambah satu bulan lagi di Pare. Apakah kelas pre-IELTS di TEST boleh satu bulan saja, Kak? Atau Kakak punya saran lain? Maaf ya kak jadi kepanjangan begini :")

      Delete
    3. Hahaha luar biasa, untuk skor TOEFL segitu sih saya pikir udah bisa PD masuk kelas IELTS. Selama 2 bulan tentunya kemampuan Speaking dan Writing kamu nambah dong, dan memang proses pembelajarannya harus terus kontinu. Saya sangat menyarankan untuk kamu ngambil langsung kelas IELTS, disitu nanti sebelum masuk kamu akan dihadapkan pada placement test dulu. Saran saya terus pertajam speaking dan writing kamu. IELTS itu tentang bahasa Inggris, jadi kalo kamu bisa bahasa Inggris, IELTS hanya butuh latihan dan pendalaman terkait "karakteristik" dari test itu sendiri. Intinya gini, jangan nyaman dengan passive skills yang memang sudah kita pelajari sejak kecil. Active skills itu yang perlu perhatian lebih, dan harus berani serta usaha ekstra keras untuk mengasahnya. FYI TOEFL 627 itu udah setara sama IELTS 7.5 - 8.0 lho!

      As for SNMPTN, setau saya ada beberapa toko buku di sana yang menjual materi untuk bantu belajar ini. Mungkin bisa sambil dicicil :D

      Delete
    4. Wah, terimakasih banyak, Kak. Nilai TOEFL ITP saya tinggi ya karena saya jagonya cuma di passive skills :"D dan salahnya selama 2 bulan ini saya tinggal di kost, bukan camp, jadi speaking saya belum ada perubahaan signifikan, dan writing saya ya begitu; masih belum tahu cara menulis yang baik. Guru Elfast malah menyarankan saya untuk belajar reading IELTS sendiri karena skor TOEFL saya sudah tinggi, sambil privat speaking + writing IELTS. Tapi tentunya lebih mahal, untuk privat kedua aspek itu (speaking+writing) selama hanya 2 minggu, harganya 400-500an. Kira-kira di kelas IELTS TEST ES itu kelas speaking dan writingnya seperti apa kak? Berupa materi? Praktek? Dan tugas-tugasnya gimana? Maaf banget malah jadi panjang dan kosultasi begini ya kak :")

      Delete
    5. Hahaha ngga papa

      Regardless, saya tetap menganjurkan kamu untuk ikut kelas IELTS, at least nyoba placement testnya mereka. Alasannya:

      1. Di kelas IELTS, kamy akan punya banyak teman seperjuangan yang bakalan berbagi canda-tawa derita dan drama. Percaya deh, belajar bareng-bareng itu jauh lebih asik dibandingin privat. Rekan-rekan sekelas ini akan sangat bermanfaat nanti untuk sharing banyak hal seperti info-info beasiswa. Not to mention that nanti menjelang real test biasanya akan janjian untuk meet-up dan honing writing dan speakingnya.

      2. Betul bahwa reading dan listening bisa dipelajari otodidak, tapi ada beberapa hal yg menurut saya bisa dipelajari dari tutor yg lebih berpengalaman. Contoh, penulisan tanggal di IELTS itu sudah tidak boleh pake "st, nd, rd, th" jadi 21 October 2017, bukan 21st. Hal-hal trivial gini yg justru kadang mengecoh :D Saya juga ngga tau kaya apa kelas speaking dan writingnya, karena cuma mendok sebulan di TEST :D

      Saya ngga begitu paham sih sejauh apa skill kamu, tapi sangat disayangkan dengan 2 bulan yang sudah lewat, kamu masih ragu untuk mengasah lebih jauh active skills yg notabene jadi kelemahan mayoritas Indonesian. Ngga masalah jika memang ketika keluar dari program IELTS, kamu belom 100% mahir. Investasi yang sekarang kamu beli akan sangat bermanfaat dikemudian hari. Sayang, udah jauh-jauh, eh ngga "kena" semua. Minimal sudah jajal sana-sini lah :D

      Delete
    6. Hehehe iya kak, saya banyak ragunya karena baru lulus SMA, cuma butiran debu, sedangkan di sana isinya kakak-kakak hebat yang rata-rata udah megang LoA. Oke deh, Kak, makasih banyak sarannya, saya bakal coba placement testnya nanti. Saran kakak benar-benar membantu, jadi berkurang galaunya nih. :"D Selama sebulan kakak di kelas IELTS TEST ES secara garis besar belajarnya ngapain aja, Kak, kalau boleh tau?

      Delete
  2. Hai, Kak. Boleh minta email buat sharing gak, ya? Aku mau daftar di TEST juga ini. Mau nanya-nanya banyak hal juga sih. Soal model placement test juga sih. Karena aku sendiri agak minder sih buat daftar di TEST, pengen tapi minder. Gimana itu? :'D. Sejujurnya aku belum pernah tahu atau nyoba tes TOEFL atau IELTS. Trus semisal udah dari TEST gitu, gak langsung ikut real tes ielts gimana? Bakalan luntur gak sih ilmunya 😂

    ReplyDelete
  3. Hai, Kak. Boleh minta email buat sharing gak, ya? Aku mau daftar di TEST juga ini. Mau nanya-nanya banyak hal juga sih. Soal model placement test juga sih. Karena aku sendiri agak minder sih buat daftar di TEST, pengen tapi minder. Gimana itu? :'D. Sejujurnya aku belum pernah tahu atau nyoba tes TOEFL atau IELTS. Trus semisal udah dari TEST gitu, gak langsung ikut real tes ielts gimana? Bakalan luntur gak sih ilmunya 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan fathurrohmenn@gmail.com

      It depends, berapa banyak waktu yang kamu bisa alokasiin. Tujuan placement test itukan supaya kamu bisa ditempatkan di level yang cocok, karena sebelum ada placement test itu banyak yang ngambil IELTS/TOEFL tapi jauh tertinggal dan akhirnya mengundurkan diri.

      Ada baiknya kamu coba buat ngenal lebih jauh dulu ttg TOEFL dan IELTS, at least paham bentuk testnya dan kaya apa tipe soalnya.

      Kalo masalah luntur atau ngga nya sih tergantung practice ya, tapi saya saranin sih ngga terlalu lama jedanya. Karena kalo belajar sendiri itu kadang males juga, khususnya speaking and writing.

      Delete
  4. Halo, rencananya saya mau ke TEST juga diperiode ini. Sy mau memperdalam TOEFL, berhubung saya juga pemburu beasiswa S2 keluar. Tapi saya udah lama gak belajar TOEFL lagi, jadi agak minder sama placement test nya. Jadi mau nanya, placement test di TEST itu seperti ngerjain sejumlah soal, atau ngerjain soal-soal seperti kita tes TOEFL yang ada listening, structure, dll? Terimakasih sudah mau menjawab :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mba Utami, terima kasih sudah mampir.

      Untuk placement test, saya hanya pernah mengikuti placement test untuk IELTS dan memang soal yang diberikan adalah soal IELTS. Jadi saya berasumsi bahwa placement test TOEFL akan sama juga, menggunakan soal TOEFL.

      Delete
  5. Hai ka... Maaf mau bertanya...

    Jadi begini kak, saya ingin mengambil program IELTS CAMP di TEST. Saya ingin mengejar nilai 7.0 untuk melanjutkan sekolah S2 di luar negeri dan juga beasiswa.

    Nah, saya sudah punya pegangan nilai toefl yaitu 500 pas untuk memenuhi persyaratan di TEST tsb. Tapi yang masih saya khawatirkan itu *placement test* nya kak.

    Kalau boleh saya tau, apa saja materi yang akan di ujikan di placement test nantinya? Karena saya hanya punya waktu 1 bln untuk mengejar nilai IELTS, saya khawatir kalau saya tidak lolos placement test.

    Terima Kasih...

    ReplyDelete
  6. Hai, terima kasih sudah berkunjung :)

    Untuk placement test, soal yang diujikan adalah soal IELTS 100% mulai dari reading, writing, sampai speaking. Saran saya kamu coba untuk latihan dan mengenal soal IELTS, insyaallah dengan modal toefl segitu kamu bisa lolos ko 😀

    ReplyDelete
  7. Terima Kasih kak atas infonya.

    Maaf nih kak, saya mau nanya lg.
    Berarti hanya listening yg tdk diujikan di placement test ya kak?
    Boleh tahu, pernah ada yg tdk lolos placement test kah?

    Lalu untuk writing, Task 1&2,atau slh satu kak?

    ReplyDelete
  8. Terima Kasih kak atas infonya.

    Maaf nih kak, saya mau nanya lg.
    Berarti hanya listening yg tdk diujikan di placement test ya kak?
    Boleh tahu, pernah ada yg tdk lolos placement test kah?

    Lalu untuk writing, Task 1&2,atau slh satu kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, waktu placement saya tidak mendapatkan soal listening. Setau saya banyak yang tidak lolos tes, lalu mengikuti program Integrated IELTS selama 2 bulan.

      Writing saya ingat dapat Task 2, tapi ngga tau juga apakah memang hanya task 2 atau ada juga yang dapat task 1.

      semoga membantu

      Delete
  9. Hai kak, salam kenal...
    Tulisan yg menarik, padat dan jelas.
    Saya tertarik untuk ikut program IELTS CAMP di TEST seperti kakak, saya punya beberapa pertanyaan kak :
    1. Untuk placement test, jika tidak lolos apakah kita diharuskan untuk mengikuti program TEST yg lainnya atau bisa mencoba lg pada periode berikutnya? krn saya masih ragu soal placement test ini, walaupun saya pernah Les IELTS di Jakarta tetapi tidak terlalu berkembang krn disambi bekerja.

    2. Untuk tutornya sendiri, apakah memang sudah pernah mengambil test IELTS sebelumnya? Mohon maaf jika agak sensitif pertanyaanya, krn di tempat saya Les IELTS sebelumnya, salah satu tutor yg mengajar saya belum pernah ikut official test IELTS jadi saya agak pilih2/ banyak pertimbangan.

    3. Untuk perkelasnya, apakah benar kalo sekelasnya bisa mencapai 50 org?

    Terima kasih sebelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal Mba Riza, terima kasih telah mampir. Saya jawab satu persatu ya.

      1. Jika tidak lulus placement test, maka akan disarankan untuk mengikuti program persiapan yg disebut integrated IELTS berdurasi 2 bulan, sedangkan IELTS camp sendiri durasinya 1 bulan.

      2. Hampir seluruh tutor di program IELTS sudah pernah mengikuti official IELTS sebelumnya, bahkan ada beberapa yang sudah menjadi Awardee beasiswa dan tinggal nunggu berangkat.

      3. Betul mba, bahkan batch saya mencapai angka 60 orang. Namun biasanya di akhir program, akan ditawarkan untuk yang mau ikut semacam "Study Group" dimana akan lebih intensif karena 1 tutor akan menghandle hanya 5 - 10 orang. Namun setau saya ada seleksi dulu sebelum bisa mengikutinya.

      Semoga membantu.

      Delete

Thanks for the comment ^^