Showing posts with label poems. Show all posts
Showing posts with label poems. Show all posts

Sunday, 3 January 2016

Asa dan Rasa


Dedaunan jatuh tertiup angin
Mendarat mesra di pangkuan air
Mengalir, menyusuri tiap liku kenangan
Terhanyut, menuju hilir penantian

Bersama kekhawatiran, bergenang rindu
Terbuai asa, terbawa rasa
Hingga waktu mengetuk, di antara pelupuk
Membangunkan angan berselimut harapan

Bersandar pada bebatuan, berhenti sejenak
Andaikan keterhanyutan ini memiliki arah
Biarkan aku terbuai
Tanpa kekhawatiran, di depan tatapan sang waktu
Menunggu senja, bersandar
Diantara asa dan rasa

Monday, 7 December 2015

Siapakah engkau?

Kuark dan Gluon menyusun partikel elektron, proton, dan neutron.
Lalu, menjadikannya sebuah atom.
Atom berkolaborasi, menyatu secara berirama menjadi benda-benda yang kita kenal
Apa yang membedakan besi dan emas?
Ah, itu cuma masalah jumlah proton yang ada di dalammya

Emas terdiri dari 79 Proton, sedangkan Besi terdiri dari 26 Proton
Namun tahukah engkau?
Untuk mengubah Hidrogen bernomor atom 1 menjadi Helium dengan nomor atom 2
Membutuhkan suhu sekitar 15 juta derajat celcius
Suhu yang ada di dalam inti sebuah matahari
Reaksi yang menciptakan sumber kehidupan bagi bumi
Reaksi thermonuklir

Tak ada, takkan pernah ada yang sama. Percayalah.
Mungkin kita melihatnya hanya tentang detail
Namun hal itulah yang membedakan banyak hal
Seperti emas dan besi, engkau berbeda

Monday, 10 February 2014

Hikmah

Terkadang, apa yang menjatuhkanmu akan menjadikanmu sadar
Seringkali, apa yang membuatmu tinggi akan menjadikanmu lupa
Namun, tak pernah ada dalam hidup sesuatu yang tak berarti
Karena pada dasarnya, tiap kejadian memiliki hikmah yang berarti

Entah disadari atau tidak, anda sedang menjalani bagian dari rencana-Nya
Ketika musibah bisa berarti nikmat, dan nikmat berubah menjadi musibah
Satu hal yang menjadikanmu manusia, adalah kau belajar dari masa lalu
Entah itu kenangan pahit yang pernah terjadi, ataupun kenangan manis yang telah terukir

Kekecewaan menjadikanmu sadar, sadar dari mimpi yang telah membawamu terbang tinggi
Kesedihan akan menjadikanmu seorang filsuf, yang merenung akan kehidupan ini
Kesendirian akan membantumu dalam memahami apa yang pernah engkau miliki
Kehampaan akan mengajarkanmu arti dari keberadaan

Jika kesenduan ini lebih berarti untuk menyadarkan kita akan makna hidup
Maka akan aku pilih kesenduan ini, menjadikannya bagian dalam menjalani
Membiarkan kekecewaan dan kesedihan bersenandung tentang apa yang ku alami
Menyapa ramah kesendirian dan kehampaan, dikala mereka hadir untuk menemani
Dalam gelapnya malam, yang masih memiliki secercah cahaya bintang

Wednesday, 24 July 2013

Tetaplah Menari

Dalam dekapan malam, aku bersenandung dalam kesendirian
Bercerita bersama hati dan pikiran, tentang misteri kehidupan
Tentang perasaan yang mungkin sedang berseri, penuh kerinduan
Begitu pilu terasa, jika kerinduan ini bersanding dengan kesendirian

Menarilah, menarilah diantara derasnya peluh dan air mata
Tersenyumlah diantara perihnya luka dan goresan perjuangan
Aku kan disisimu, berjalan diantara cobaan hidup
Dalam balutan doa yang kupanjatkan dalam tiap sujudku

Dengarkanku bercerita dalam kesunyian malam
Tentang sajak-sajak yang kurangkai
Tentang kerinduan yang tertahan
Tentang perasaan yang terbentuk dalam hati

Cukuplah Allah sebagai pelindungmu
Biarlah para malaikat menjagamu
Dalam tiap lantunan harapan dan doa yang engkau munajatkan
Tetaplah bersemi, wahai bunga yang terpelihara
Tetaplah menari, wahai kupu-kupu terindah



Sunday, 9 June 2013

Pintaku

Ku berucap pada sang mentari pagi
Sambil menikmati indahnya hidup
"Maukah engkau bersenda gurau denganku?"
Sang mentari tak menjawab. Ia hanya diam

Sang mentari senja muncul dikala aku sedang termenung
"Apakah engkau sama dengan mentari pagi?" tanyaku
Namun sang mentari tak menjawab
Ia hanya bersinar lembut, memancarkan rona merah yang mempesona

Sang bulan hadir, bersama dengan gelapnya malam
Ah, andai saja aku mampu menyentuhnya
Keindahan yang begitu memabukkan
"Temani aku malam ini" pintaku padanya
Dan sang rembulan hanya membisu

Beribu bintang mengintip dari pekatnya malam
Keindahan mereka takkan hadir tanpa gelapnya malam
Mereka bercerita, saling menyapa satu sama lain
Dan aku hanya memandang mereka dari kejauhan

Perlahan, akulah yang sebenarnya menghilang
Sedang mereka tetap bersinar
Aku terlalu buta untuk melihat cahaya itu
Aku terlalu jauh terbuai oleh kefanaan

Jika aku butuh kegelapan untuk dapat mengagumi keindahanmu
Maka aku akan berharap sang mentari takkan terbit
Bersama dalam bayang-bayang semu
Aku akan terus mencari untuk secercah keindahan