Saturday 6 September 2014

Berpijak di Atas Awan, Dataran Tinggi Dieng

Yep, It’s been a while. Kembali lagi menulis, kali ini tentang pengalaman traveling ke salah satu destinasi paling diincar di pulau Jawa, yakni Dataran Tinggi Dieng ^_^

Terletak di provinsi Jawa Tengah, Dieng menyajikan pesona alam yang sangat menakjubkan. Ditambah dengan sejuknya udara di dataran tinggi, menambah kenyamanan para wisatawan yang berkunjung. Butuh sekitar 12 jam lebih untuk mencapai Dieng, dari Jakarta tentunya. Bersama keluarga, saya berangkat dengan menggunakan mobil pribadi. Cukup melelahkan memang, namun untungnya kami berwisata bukan pada musim libur sekolah, sehingga perjalanan tidak begitu terhambat.


Kami tiba di lokasi sekitar pukul 10 malam, dimana jalanan mulai menanjak menaiki dataran tinggi. Walaupun tidak dapat melihat sekitar, kami yakin bahwa mobil sudah berada pada ketinggian. Sempat ada rasa khawatir, dimana tidak ada sama sekali lampu penerangan jalan dan perumahan warga. Perlahan tapi pasti, mobil tetap melaju dalam gelapnya suasana malam. Sampai akhirnya kami menemukan gerbang masuk ke daerah wisata Dieng. Setelah sedikit bertanya kepada petugas yang berjaga, kami melanjutkan perjalanan. Rasa lega yang tadinya ada kembali hilang, dikarenakan apa yang menanti kami di depan. Kabut yang amat sangat tebal menyambut kami, seiring dengan kami melanjutkan perjalanan. Jarak pandang hanya sekitar 3 meter, bahkan dengan lampu mode jauh yang telah diaktifkan. Perlahan kami melaju, menyadari bahwa dipinggir kiri dan kanan kami adalah jurang yang cukup tinggi. Abang saya sampai harus turun dari mobil, untuk memastikan jalan dan arah mana yang harus ditempuh. Perlahan, kami terus berjalan. Sampai akhirnya tiba di desa tempat singgah, betapa lega dan bersyukurnya kami melihat desa penduduk. Segera kami mencari penginapan untuk melepas lelah. Dan tentunya, untuk menghangatkan diri. Jangan ditanya, udara disana benar-benar dingin.

Pagi-pagi buta, sekitar pukul 04.30 setelah adzan subuh, kami sudah bersiap dengan pakaian tebal dan aksesoris penghangat tubuh! YA, tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk melihat matahari terbit di bukit Golden Sunrise, Cikunir. Tanpa banyak basa-basi, enjoy the view ^_^
Lereng GunungJalan SetapakSilhuetAnak Tangga Diatas Awan Diatas Awan
Iya, emang Sunrisenya ketutupan awan jadinya ga begitu keliatan. Tapi tanpa sunrise pun, pemandangan dari puncak Sikunir begitu mempesona. Masih teringat, betapa tentramnya jiwa dan raga, berada di atas awan melihat keindahan Sang Pencipta. Sungguh, Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya ^_^
Selesai menikmati Sikunir, saatnya menjelajah kembali! Tujuan selanjutnya: Telaga Warna! Destinasi ini sebenernya seperti sebuah danau yang dikelilingi banyak objek, seperti jalan setapak, gua, serta outbond. Banyak hal menarik disini, seperti gua-gua yang masing-masing memiliki cerita tersendiri. Saya pribadi lebih memilih menikmati telaga sambil berjalan berkeliling. Katanya, telaga ini bisa berubah warna menjadi hijau toska dikarenakan kandungan belerangnya yang tinggi.
SAM_0863SAM_0868 SAM_0869SAM_0870 SAM_0872 SAM_0876 SAM_0878SAM_0879 
Seperti kata orang bijak, satu gambar mampu menjelaskan beribu kata. Begitulah, keindahan panorama Dieng. Sebenarnya masih ada satu destinasi wajib yang harus dikunjungi, yaitu Kawah Sikidang. Anda bisa melihat dari dekat sebuah kawah kecil yang masih aktif memuntahkan gas belerang. Namun saya tidak mengambil foto di tempat tersebut. Tapi buat yang mau ke Dieng, tetap wajib untuk mencobanya! Selain kawah, ada juga warung-warung penjual makanan, yang menjual kentang goreng yang baru dipetik dari perkebunan seharga Rp. 5000 saja! Bayangkan jika makan di restoran cepat saji, kentang seharga Rp. 20.000 yang sangat sedikit porsinya. Disini, dengan harga semurah itu, kita dapat menikmati kentang sampai kenyang! Wajib dicoba!
Sedikit cerita mengenai legenda lokal di daerah Dieng, ada cerita mengenai Anak Gimbal. Anak gimbal merupakan anak-anak normal yang lahir dengan sangat normal. Namun menginjak usia anak-anak, rambut mereka secara misterius akan berubah menjadi gimbal. Konon katanya, peristiwa ini bermula ketika ada seorang petapa gimbal datang dan menetap di dekat candi Arjuna, sekitaran Dieng. Petapa tersebut menghilang secara misterius, dan sejak itu banyak anak-anak yang secara misterius memiliki rambut gimbal. Ritual pemotongan rambut gimbal ini cukup menarik, dimana anak gimbal biasanya meminta sesuatu kepada orang tuanya sebelum rambutnya dipotong. Jika tidak dituruti, rambut yang tumbuh akan menjadi gimbal kembali. Menarik bukan? Percaya atau tidak, cerita tersebut benar adanya. Masih belum ada penjelasan secara ilmiah mengenai fenomena tersebut. Penasaran? Silakan datang dan kunjungi Dieng! Dijamin tidak menyesal ^_^
SAM_0893SAM_0894 SAM_0895 SAM_0896

No comments:

Post a Comment

Thanks for the comment ^^