A Journey

Sumber: http://7-themes.com/7024573-space-stars-road.html

Jika memilih satu kata untuk menjelaskan kehidupan, mungkin "Perjalanan" adalah kata yang tepat. Berjalan, bermandikan cahaya mentari di siang hari, bertabur cahaya bintang di malam hari. Perjalanan untuk mencapai satu destinasi utama: kematian.

Namun sebelum mencapai ujung absolut tersebut, akan banyak sekali check point yang akan dilalui. Titik dimana kita akan mencapai sesuatu hal yang dapat kita banggakan sebagai suatu pencapaian dalam hidup.

Perjalanan ini panjang. Atau pendek? Berapakah sisa umurmu untuk terus berjalan di bawah bintang-bintang? Ah, pertanyaan ngawur. Bagaimana bisa kita sebegitu mencemaskan masa depan, hingga tidak hidup di masa kini?

Perjalanan ini panjang. Buktinya, coba deh lihat ke belakang. Sudah seberapa jauh anda melangkah, dari titik dimana anda pertama kali memakai seragam SD anda? Berapa banyak hal yang berubah, tanpa permisi, tanpa ampun sambil meninggalkan berbagai kenangan? Kemanakah masa lalu itu pergi, wahai waktu?

Perjalanan ini panjang. Sudahlah, jangan terus melihat ke belakang. Masih sangat jauh perjalanan yang menanti kita di depan. Entah apa yang akan terjadi. Belokan mana yang akan kita ambil. Siapa yang akan kita temui. Berapa banyak perjumpaan dan perpisahan yang akan kita lewati? Tidak ada yang tau.

Diri ini selalu bermimpi untuk mencapai titik terjauh dalam kehidupan. Melihat lebih jauh. Berjalan lebih jauh. Bertekad lebih jauh. Dedikasi yang muncul, entah karena apa. Ketakutan? Pasti membayangi. Siapa yang tidak takut berjalan di sebuah jalan "asing". Keraguan? Pasti ada. Siapa yang tidak ragu dengan ketidakpastian yang terus melintang.

Diri ini selalu bermimpi untuk mencapai sebuah kebijaksanaan. Proses yang tidak akan pernah berhenti. Seiring dengan langkah yang terus berderap, perubahan demi perubahan terjadi pada diri dan alam sekitar. Siapakah aku? Lihatlah ketika aku mati. Itulah titik dimana aku berhenti berjalan. Terhentinya sebuah proses.

Kematian bukan alasan untuk tidak hidup. Kehidupan bukan pula alasan untuk tidak mati. Kita mati untuk hidup, dan hidup untuk mati. Allah menjelaskan berbagai konsep umum tentang bagaimana kita harus hidup untuk mati. Berbuat baik. Kata yang memiliki makna tak terhingga. Maka pastikan itu menjadi dasar dalam menentukan check point kita dalam mengukur sebuah pencapaian hidup.

Dalam perjalanan ini, adakah pertemuan tanpa perpisahan? Mungkin tidak. Karena pertemuan tanpa perpisahan berarti sebuah keabadian. Sedang dunia ini tidak abadi. Perpisahan menorehkan banyak kenangan. Meninggalkan ruang kosong di dalam kalbu. Kehampaan itu? Kehampaan itu.

Terlepas dari segala resiko tentang ketidakpastian masa depan. Ketakutan dan keraguan. Aku memilih untuk menoleh, kepada sosok yang hadir entah darimana. Aku bertemu, mengajaknya untuk berjalan bersama. Langit akan lebih indah jika kita memandangnya bersama. Ah, tidak. Sepertinya langit sama saja seperti yang lalu. Tetap indah. Namun kebersamaan yang menjadikannya lebih berarti.

Namun, tak apa jika memang kamu tidak ingin berjalan bersama. Karena aku pun tidak bisa menjanjikan langit bertabur bintang akan selalu ada untuk kita pandangi. Aku memilih untuk menoleh, dengan segala kekhawatiran dan ketidakpastian yang dijanjikan oleh hati.

Perjalanan ini panjang. Terdiri dari berbagai intrik, memiliki satu tujuan, berbagai pencapaian, serta pertemuan dan perpisahan. Tak apa jika rehatku sejenak akan sosokmu, akan bermuara kepada sebuah kenangan yang akan ku simpan. Perjalanan ini harus tetap berlanjut, bukan? Mana mungkin berhenti sebelum mencapai tujuan.

You are the best distraction ever in my life. I will not falter to walk with you. I will not falter either to walk without you. It is the nature of life, where we will greet and saying goodbye. It might be not the time for me to continue walking on the path. But sure, the time will come.

“People take different roads seeking fulfillment and happiness. Just because they’re not on your road doesn’t mean they’ve gotten lost.” Dalai Lama XIV