Wednesday 4 November 2015

Relativitas Kehidupan 3

Sekali lagi, judul ini merupakan edisi ketiga dalam memahami relativitas kehidupan yang sering terjadi dalam hidup kita. Penting? Engga juga sih. Cuma seneng aja memahami suatu hal dari sudut pandang yang berbeda.

Mungkin banyak dari kita yang sudah mengenal Dr. Zakir Naik, seorang Muslim India yang secara luar biasa berdakwah dengan menyadarkan berbagai pemahaman yang salah, ataupun belum dipahami yang lain. Bahkan beliau mampu menjelaskan berbagai permasalahan bukan hanya dari sudut pandang seorang Muslim, tetapi memakai logika yang sifatnya lebih universal.


Singkat cerita, ada seorang Atheis yang mengajukan pertanyaan kepada beliau mengenai Allah. "Jika Allah memang Maha Pemurah, Pengasih, Penyayang, mengapa Dia membiarkan berbagai kejahatan, keburukan, dan kesesatan yang terjadi di dunia ini? Mengapa Dia, dengan Kemahakuasaannya, membiarkan hal itu yang nantinya menyebabkan orang-orang yang melakukannya masuk neraka? Dia bisa saja mengatur bahwa semua orang akan menjadi baik, dan meniadakan neraka dan memasukan semua manusia ke surga. Mengapa Dia melakukan hal itu?"

Lalu sang da'i menjawab " Allah telah menciptakan makhluk yang baik, bernama Malaikat. Allah juga telah menciptakan makhluk yang buruk, bernama Iblis. Lalu kemudian Allah menciptakan manusia, makhluk yang memiliki potensi untuk dapat menjadi lebih baik daripada Malaikat, dan juga dapat lebih buruk daripada Iblis. Itulah potensi yang dimiliki oleh manusia. Memiliki kehendak, memiliki hawa nafsu, memiliki pilihan. Bukan Allah menulis bahwa seorang manusia akan melakukan perbuatan buruk, lalu manusia tersebut melakukan perbuatan buruk. Melainkan karena manusia itu melakukan perbuatan buruklah, lalu Allah menuliskannya. Allah Maha Gaib, dimensi ruang-waktu tidak akan berlaku bagi-Nya."

Salah satu perspektif dalam memandang kehidupan, seperti yang sudah diungkapkan di atas, sungguh sangat dapat mempengaruhi jalan pikiran seseorang. Banyak yang seolah "berpasrah" menerima hal yang terjadi kepadanya sebagai sebuah takdir.

Disini, saya tidak mencoba untuk mengubah konsep Ikhtiar dan Tawakkal. Namun saya melihat bahwa kebaikan dan kejahatan adalah pilihan hidup bagi tiap manusia, sehingga Allah Sang Maha Adil tetaplah Maha Sempurna dalam menciptakan segala sesuatunya.

No comments:

Post a Comment

Thanks for the comment ^^