Tuesday 17 May 2016

Cerita yang (Tak) Didengar dari Kampung Inggris

Setelah sebulan berperang dengan soal-soal Cambridge, akhirnya IELTS CAMP BATCH APRIL has finished! I am glad that I am able to improve my score. ^^

Banyak cerita menggembirakan dari teman-teman seperjuangan, ada yang akan melaksanakan Persiapan Keberangkatan LPDP, ada yang akan melaksanakan prosesi wisuda, ada juga yang sedang asik berburu beasiswa di dunia maya. Satu hal yang pasti, TEST English School sudah menjadi bagian dari cerita hidup kami, mempertemukan kami dengan orang-orang hebat nan luar biasa. Citizen of the World, Agent of Change, The Ones who will make difference!
Setelah pulang ke kampung halaman, banyak sekali teman yang antusias menanyakan kabar selama disana. "Belajarnya gimana disana? Makanannya enak dan murah ya? Eh kalo gw mulai dari dasar, enaknya gimana ya?". Namun ketika melihat opini dan komentar yang ditunjukkan oleh mereka mengenai kampung inggris, muncul keinginan gw untuk menulis satu hal yang memang sepertinya luput dari hingar bingar cerita tentang Kampung Inggris itu.

Asumsi yang beredar di antara teman-teman yang gw temui adalah, banyak dari mereka melihat kampung inggris sebagai "A Magical Place to Learn English and Master It Within No Time". It might be true, tapi kadang mereka tidak melihat apa yang telah dikorbankan oleh para pejuang disana. Kampung Inggris bukanlah Fairy Land dimana kita bisa dengan mudah menguasai bahasa internasional ini. Disana, mungkin kondisi dan atmosfir yang ada bisa sangat mendukung proses belajar kita. Namun itu bukan berarti tanpa usaha dan tanpa waktu.

People here are burning their midnight oil to master English. Disini, usaha yang dikeluarkan itu ngga sedikit. Waktu yang dihabiskan pun cenderung cukup lama. Para pejuang ini, mereka ada yang tiap malam bangun untuk ibadah, lalu dilanjutkan mengkaji ulang apa yang telah mereka pelajari. Ada yang selalu duduk dihadapan laptop, sembari terus mempraktekkan Idioms & Phrasal Verb di dalam Speaking. Ada yang selonjor, sambil mengerjakan soal Reading dengan kamus tergeletak disampingnya. Mereka adalah para pejuang yang saya yakin akan meraih manisnya sebuah usaha, harapan, dan do'a. Cerita mereka nanti, akan terkemas dalam bungkus keberhasilan yang mereka raih, tanpa perlu menjelaskan perjuangan yang telah mereka lalui.

What I want to show you is, there is NO SHORTCUT in learning English. We have to complete each stage, each process, each step, in order to triumph over it. It might take time to succeed, but we will overcome the hindrance eventually. Berhenti mengkhayal, karena jarak antara mimpi dan kenyataan adalah tindakan dan doa. Selamat berjuang, Selamat mengabdi untuk Ibu Pertiwi.


No comments:

Post a Comment

Thanks for the comment ^^