“If there is no one who wants to
come with you in a journey, you should just go alone. There, you will find
person with the same interest.” Line Account 8fact
Meskipun keterikatan dan
ketergantungan yang cukup banyak dengan berbagai urusan di Jakarta dan
Tangerang, hari Rabu 6 April 2016 gw meluncur ke PO Rosalia Indah di Kreo dan
memesan tiket bus tujuan Kediri. “Yang Patas AC ada mba?” Tanya gw. “Adanya VIP
mas, yang lain ga ada” sautnya. Sempat terbesit untuk memesan tiket Super
Executive, namun budget yang tipis mengurungkan niat gw. Setelah uang
diberikan, SABTU, 9 APRIL 2016 JAM 13.00 GW RESMI BERANGKAT MENUJU KEDIRI!
Meninggalkan segala urusan dan keperluan yang sedang melambai-lambai -_-
Bus berangkat pukul 12.51 dari
Pool Kreo, menuju Lebak Bulus dan beberapa tempat penjemputan untuk mengangkut
penumpang. Perjalanan cukup tersendat di tol Cikampek, terlebih lagi ada sebuah
truk yang patah as roda di daerah Dawuan. Selepas dari Dawuan memasuki Pantura,
perjalanan menjadi lancar. Bus melaju dengan kecepatan sedang, dikemudikan oleh
Supir 1. (Gw baru sadar ada supir substitusi di tiap bus Rosalia)
Pukul 20.30, kami sampai di Resto
milik Rosalia Indah berlokasi di Indramayu. Setelah menempuh perjalanan yang
“basah”, akhirnya kami dapat menikmati santap malam. Menu yang disajikan adalah
sayur labu, sayur tahu, dan ikan bawal goreng. Antrian prasmanan cukup
mengular, mengindikasikan banyak penumpang yang kelaparan. Gw menyendok nasi
dengan porsi yang cukup banyak, mengingat perjalanan yang masih amat jauh.
Saat sedang menyantap makan,
seorang ibu-ibu datang menghampiri. Ah, ternyata Ibu Fathul, teman sebangku gw
di bis. Beliau sangat ramah, gw sangat menikmati berbagai obrolan dengan
beliau. Perjalanan yang tadinya gw kira hanya akan penuh dengan musik-musik
dangdut dari playlist kondektur,
ternyata juga diwarnai dengan obrolan hangat.
Rosalia Indah! |
Rosalia Indah merupakan salah
satu raksasa armada transportasi darat lintas Jawa. Kalau diperhatikan,
sepanjang perjalanan malam menuju Kediri, banyak sekali armada Rosalia Indah
yang berpapasan di jalan. Restonya pun megah, didesain untuk menampung banyak
pelanggan untuk menikmati hidangan. Tersedia juga toilet dan musholla yang
cukup nyaman, sehingga saya merasa puas dengan pelayanannya. Tak lupa juga
dengan masakannya yang saya rasa cukup lezat, mengingat ini merupakan masakan
masal.
Perjalanan dilanjutkan kembali dengan Supir 2 yang super zuper duper ekstrim dalam mengemudi.... tapi sebenernya ini salah satu tujuan gw naik bus, biar bisa ngerasain kecepatan dan kegilaan bus malam. You should try it too, I mean it! Sekitar pukul 01.00 dini hari kami telah mencapai Alas Roban, titik dimana
jalan meliuk-liuk. Bagi yang memiliki mabuk darat, ini merupakan titik kritis
untuk mereka. Terbukti beberapa penumpang langsung menyambar kantong kresek
hitam. Gw memilih untuk tidur sejenak, mengingat perjalanan yang masih cukup
panjang. Namun di daerah Boyolali, bus berhenti di pinggir jalan. Ternyata ada
salah satu armada Rosalia Indah yang mengalami gangguan. Bus kami lalu
mengangkut penumpang yang terlantar, untuk selanjutnya di drop di Kantor Pusat
Rosalia Indah yang ada di Surakarta alias Solo. Tak lama setelah itu, bus
mampir ke sebuah pom bensin untuk mengisi solar. Usut punya usut, bu Fathul
menceritakan bahwa Pom Bensin tempat mengisi bahan bakar bus tersebut juga
merupakan milik PT Rosalia Indah. Kebayang kan betapa besarnya perusahaan ini!
Pukul 04.00 kami meninggalkan
Solo untuk menuju Madiun. Sempat mampir di Ngawi untuk beristirahat, bus
kembali melanjutkan perjalanan menuju Nganjuk. Teringat sejenak lagu alun-alun
nganjuk, yang liriknya cukup merana. Tanpa bergalau lama (?), bus akhirnya
memasuki Kabupaten Kediri!!! Perjalanan sekitar 18 jam akhirnya akan segera
berakhir! Segera setelah memasuki kota, sang kondektur berteriak “Jembatan
Baru! Yang mau ke Kampung Inggris Pare, ayo ayo!” Sontak gw pun terkejut,
karena gw kira akan turun di terminal Kediri di pusat kota. Buat yang mau ke
sini, bilang aja ke kondekturnya ya nanti pasti tau.
Setelah turun, saya berpisah
dengan bu Fathul yang sedang menunggu jemputan keluarganya. Gw pun menunggu di
kursi kayu yang berada di tikungan. Setelah mengonfirmasi ke beberapa orang
disitu, gw pun menunggu sebuah mobil carry/espass yang katanya akan lewat dan
langsung menuju Pare. Selang 15 menit menunggu, mobil pun akhirnya datang.
Dengan kondisi mobil yang cukup mengkhawatirkan, sang sopir berteriak “Pare
Pare Pare!” Gw langsung berdiri dengan mantap dan membuka pintu depan lalu
duduk dengan manisnya. Perjalanan dari Jembatan Baru menuju Desa Pelem, Pare,
cukup menggugah mata. Dikelilingi oleh sawah dan lading tebu, gw cukup
menikmati perjalanan ini. Andaikan matahari lebih bersahabat, perjalanan pasti
akan lebih nikmat. Perlu kalian ketahui, Pare itu PANAS! Jangan kira disini
sejuk ya, sama aja panasnya ama di daerah JABODETABEK. Sopir menawarkan untuk
langsung diantarkan ke tempat bimbel yang dituju. Pak sopir mengatakan, jika gw
milih naek becak, ongkosnya akan lebih mahal dibanding diantar langsung. Dia
pun mantap mengatakan “Saya antar langsung aja ya, 20 ribu. Kalo naek becak
lagi mahal lho.” Gw yang udah punya pengalaman dengan becak stasiun yang cukup
menguras kocek pun langsung mengiyakan. Becak disini cenderung mahal gan,
dengan jarak yang ga seberapa bisa kena tariff 20-25 ribu. Jadi mending
langsung dianter aja ya!
Simpang Lima Gumul |
Nyampe depan lokasi Bimbel, gw
pun menurunkan barang bawaan dan langsung membayar pak sopir. Tanpa ba bi bu
lagi, gw langsung ke resepsionis untuk mengonfirmasi booking yang sudah gw
lakukan sebelumnya. Tanpa diduga, si resepsionis langsung bilang “Oh, yaudah
langsung placement test aja dulu ya” sambil tersenyum. Gw bengong. “Sekarang
mba?” “Iya mas langsung aja masuk ya”. Badan dekil, kucel, keringetan, belom
sarapan, belom mandi, belom nafas, udah disuruh tes -_-.
Masuklah gw ke ruangan tes, yang
di dalamnya sedang ada beberapa orang juga yang sedang mengerjakan tes. Dengan
mood dan kondisi yang seadanya, gw ngerjain placement test yang terdiri dari reading, writing, dan
speaking. Setelah reading dan writing,
gw disuruh masuk ke ruangan dalam untuk speaking test. Semua gw jalanin dengan
slebor, sampai akhirnya gw dipanggil ama “pentolan” bimbel tersebut. “Mas
Fathur untuk readingnya dari 13 soal Cuma bener 6, sedangkan syarat kita harus
benar 7.” Gw diem. “Tapi untuk writing dan speakingnya, dinyatakan bagus
walaupun perlu beberapa perbaikan. Jadi saya nyatakan selamat datang di IELTS
Camp Test English School.” Gw senyum sembari bilang “Makasih mister!”. Gw
datengin mba mba resepsionis tak berperikemanusiaan itu dan bilang “Saya lulus
mba!”. Senyum kemenangan.
Test English School |
Oh ya FYI, buat yang belum tau
kaya apa Pare, kalian Cuma perlu ngebayangin sebuah kampung biasa di daerah
Jawa gitu. Yang bikin unik adalah, kampung ini diisi oleh hampir ratusan bimbel
yang menjamur dari ujung ke ujung. Adalah Mr Kalend, sang Pendiri Basic English
Course (BEC), yang menjadi pionir dari kampung Inggris ini. BEC sampai sekarang
menjadi lembaga bimbel terbesar disini, melahirkan berbagai lulusan yang
menjadi pendiri bimbel-bimbel lain disekitarnya.
Jalan Lamtana |
Ratusan bimbel ini sangat
variatif, menyediakan berbagai program yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
kita. Entah itu dari segi level, waktu, durasi, isi, dan cara belajarnya. Saya
mengambil Test English School karena memang reputasinya yang sudah menyebar
luas. Padahal kalau dari segi biaya, bimbel ini termasuk mahal dibandingkan
bimbel lainnya. Tapi harga memang tidak pernah bohong ya! Biaya masuk yang
cenderung mahal tidak menyurutkan minat pendaftar, terbukti dengan adanya
placement test yang gw ikuti, yang mengindikasikan seleksi peserta yang memang
sudah “siap”. Karena program IELTS memang masuk ke dalam kategori Advanced
English, bukan lagi Basic dan Intermediate.
Buat yang jarang merantau, siap
siap dikagetkan dengan demam rumah yang siap menyerang ya! Ditambah dengan
kondisi kamar asrama disini, bisa dibilang jauh lebih kecil dari yang ada di
Jabodetabek. Kamar dengan ukuran 3x3 meter diisi oleh 4 orang. Untungnya gw
udah biasa, jadi Cuma shock dikit.
My Lovely Dorm for the next 1 month |
Budget yang gw keluarkan untuk
tiba di lokasi tujuan kurang lebih segini
Rosalia Indah VIP Class 2-2 seat : 210.000
Mobil carry ke Pare :
20.000
IELTS Camp 1 bulan + penginapan : 1.000.000
Sewa sepeda 1 bulan :
80.000
Total :
1.310.000
Ini belum termasuk berbagai
kebutuhan yang gw beli di jalan ya, termasuk beberapa hal yang sebenarnya cukup
diluar dugaan (re: cemilan). Jadi kalo kalian nanya abis berapa, ya balik lagi ke kalian. Kalo doyan beli cemilan dan jajan, ya bakal abis banyak juga.
Makan disini masih sama murahnya
kayak dulu, paling naik serebu dua rebu. Nasi Ayam Sambel Bawang Lalapan Cuma 7
rebu! Nasi Lele Sambel 6 rebu. Kacau dah harga disini, bisa bikin betah. Disini
juga udah mulai banyak ATM ko, jadi jangan takut kehabisan dana. Mau nyewa
motor juga ada, mau nyari kontrakan juga ada, mau ngelaundri juga ada. Apa-apa
serba ada deh.
Gambaran Harga Makanan |
Jadi, kapan kita kuy? #GenerasiAntiWacana
Untuk yang di Jakarta, Bekasi dan Bogor atau Sentul...
ReplyDeleteIzin numpang lapak untuk menaruh informasi ya. Punya IPK 3.0, lulusan S-1 & dibawah 35 tahun? Kami menjamin anda untuk memperoleh IELTS 7.5 & mendapatkan beasiswa 100% diluar negeri. 3000+ alumni sejak 1996, kuliah di 4 benua. Untuk tes institusional IELTS gratis & info beasiswa: 0813 1663 4102
Artikel yang sangat lengkap dan bagus! Ditunggu kedatangannya lagi di Kampung Inggris ya. :)
ReplyDelete